Foto : Kegiatan ritual Tapel Adam untuk melestarikan pengajaran Bahasa Jawa dan Sastra Jawa secara turun temurun dari nenek moyang atau leluhur (Tim Lip/GSINews.Net).
PONOROGO.GSINews.Net – Dalam rangka peringatan suroan. Padepokan Panti Prihatin Purwo Ayu Mardi Utomo atau PAMU, yang berada di Desa Kesugihan, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo Jawa Timur, menggelar kegiatan ritual Tapel Adam, dimana ritual tapel adam ini merupakan pengajaran tentang pranataning kaweruh kang kamanungsan, di mana kegiatan tapel adam ini untuk melestarikan pengajaran Bahasa Jawa dan Sastra Jawa secara turun temurun dari nenek moyang atau leluhur kita, yang memiliki nilai nilai luhur yang tinggi.
Beginilah kegiatan tapel adam yang di laksanakan di Padepokkan Panti Prihatin Purwo Ayu Mardi Utomo atau PAMU, yang berada di Desa Kesugihan Kecamatan Pulung Ponorogo Jawa Timur, malam kemarin 4 september 2019, terlihat dalam kegiatan tapel adam ini, para pengurus dan Anggota Pamu mengenakan pakaian jawa lengkap dalam pelaksanaan ritual tapel adam ini.
Terkait dengan kegiatan tersebut. Ketua Pamu Sumadi menjelaskan, bahwa kegiatan tapel adam ini rutin di lakukan setiap tahun, dan dalam pelaksanaan kegeiatan tapel adam ini yang datang tidak hanya dari wilayah Ponorogo saja, namun daerah lain seperti Surabaya , Malang, Banyuwangi bahkan dari anggota dari Luar Jawa juga hadir.
Dan untuk melestarikan sastra satra jawa dan bahasa jawa ini. Padepokkan Pamu ini juga telah membuatkan program pelestarian Bahasa dan Sastra Jawa, dengan cara mengadakan belajar bahasa dan sastra jawa di padepokan bagi masyarakat dan guru bahasa jawa yang ada di Ponorogo untuk belajar tentang bahasa Sastra Jawa.
Menurut Ketua Pamu, bahwa bahasa jawa dibedakan beberapa jenis dan tingkatan, antara lain bahasa Jawa Ngoko, Kromo, Kromo Inggil , Kromo Madyo dan Sansekerta, sementara bahasa yang di gunakan masyarakat jawa yang sering di gunakan yaitu bahasa kromo dan kromo inggil, sedangkan kromo madyo dan sansekerta sangat jarang, karena dari tingkatannya sansekerta meruapkan bahasa jawa yang halus dan bisanya di gunakan oleh kalangan darah biru.
Sementara itu terkait kegiatan Pamu tersebut. Kepala Desa Kesugihan Sugeng Riyanto menjelaskan, bahwa Padepokan Pamu ini, merupakan peninggalan luhur yang konsisten terhadap pelestarian Bahasa Jawa, dan hal tersbut sangat menarik, mengingangat saat ini bahasa jawa halus di kalangan kita sudah mulai luntur, dengan keberadaan Pamu ini, Pemerintah Desa Sangat mendukung kegiatan kegiatan yang ada di Pamu, bahkan Pemerintah Desa berencana akan menjadikan Padepokan Pamu Ini sebagai rumah sastra jawa nantinya, dan ini akan menjadikan destinasi yang menarik bagi masyarakat yang ingin belajar atau mengetahui tentang berbagai Bahasa Jawa dan tingkatnnya.